4 Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
Tahapan implementasi kurikulum dirancang untuk membantu pendidik dan satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi Kurikulum Merdeka.
Berikut 4 (empat) tahap Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan, antara lain Tahap Awal, Berkembang, Siap dan Mahir.
Aspek Umum (untuk Semua jenjang).
Perencanaan
No | Aspek | Tahap Awal | Tahap Berkembang | Tahap Siap | Tahap Mahir |
---|---|---|---|---|---|
1 | Perencanaan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan | Membuat penyesuaian kecil terhadap contoh dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan yang disediakan oleh Kemendikbudristek. | Mengembangkan kurikulum operasional satuan pendidikan berdasarkan contoh dokumen kurikulum satuan pendidikan yang disediakan oleh Kemendikbudristek dengan cara memodifikasi bagian pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran sesuai kondisi satuan pendidikan, tanpa didasarkan pada refleksi terhadap hasil analisis karakteristik satuan pendidikannya | Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan berdasarkan contoh dari Kemendikbudristek dengan cara memodifikasi pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran berdasarkan analisis dan refleksi terhadap kondisi, sarana, prasarana dan tenaga pendidik serta kependidikan di satuan pendidikan dengan melibatkan melibatkan perwakilan siswa, orangtua, atau masyarakat | Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan yang kontekstual dan sesuai aspirasi warga satuan pendidikan serta hasil analisis dan
refleksi diri satuan pendidikan menstrukturkan pembelajaran sesuai visi-misi dan konteks satuan pendidikan, dengan melibatkan perwakilan peserta didik, orangtua, dan masyarakat |
2 | Perancangan alur tujuan pembelajaran | Menggunakan contoh “alur tujuan pembelajaran” yang disediakan oleh Kemendikbudristek | Melakukan penyesuaian terhadap alur tujuan pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan kebutuhan peserta didik | Melakukan perombakan terhadap alur tujuan pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan berdasarkan kebutuhan peserta didik | Mengembangkan “alur tujuan
pembelajaran” secara mandiri dengan merujuk pada Capaian Pembelajaran Koordinator kurikulum di satuan pendidikan memimpin proses perancangan, memonitor implementasi, dan memimpin proses pengembangan dan evaluasi alur tujuan pembelajaran sehingga pengembangan alur tujuan pembelajaran menjadi bagian dari sistem perencanaan dan evaluasi kurikulum satuan pendidikan |
3 | Perencanaan pembelajaran dan asesmen | Menggunakan contoh perencanaan pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek | Melakukan penyesuaian terhadap contoh perencanaan pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan kebutuhan peserta didik | Melakukan perombakan terhadap contoh perencanaan pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan kebutuhan peserta didik | Melakukan pengembangan perencanaan pembelajaran dan asesmen berdasarkan kebutuhan peserta didik |
4 | Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar | Menggunakan buku teks dan modul ajar sebagai sumber utama pengajaran | Guru dapat memilih materi dari buku teks dan modul ajar, serta bahan ajar lainnya supaya sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik | Guru dapat mengkombinasikan berbagai perangkat ajar menyesuaikan dengan konteks lokal
dan kebutuhan peserta didik. Guru dapat memodifikasi beberapa bagian dari modul ajar yang disediakan Kemendikbudristek untuk salah satu atau sebagian materi pelajaran. | Guru dapat mengkombinasikan berbagai perangkat ajar menyesuaikan dengan konteks lokal dan kebutuhan peserta didik. Guru dapat mengembangkan modul ajar untuk salah satu atau sebagian materi pelajaran, serta berbagi modul ajar yang dibuatnya kepada guru lain. Satuan pendidikan menyelenggarakan sesi pengembangan modul ajar secara kolaboratif |
5 | Perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila | Menggunakan modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek tanpa penyesuaian atau dengan penyesuaian yang sangat sedikit | Membuat penyesuaian terhadap modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik | Membuat penyesuaian terhadap modul projek yang disediakan oleh Kemendikbudristek sesuai konteks lokal, kebutuhan, serta minat peserta didik dengan melibatkan pendapat dan ide-ide peserta didik | Mengembangkan ide dan modul projek sesuai konteks lokal, kebutuhan, serta minat peserta didik dengan melibatkan pendapat dan ide-ide peserta didik |
No | Aspek | Tahap Awal | Tahap Berkembang | Tahap Siap | Tahap Mahir |
---|---|---|---|---|---|
6 | Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila | Menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dianjurkan Kemendikbudristek. Projek berorientasi pada menghasilkan artifak (produk seperti makanan, minuman), belum menitikberatkan pada pemahaman tentang konsep dan/atau penyelesaian masalah (problem solving) | Menerapkan projek penguatan
profil pelajar Pancasila dengan jumlah sesuai dengan yang dianjurkan Kemendikbudristek. Projek diawali dengan identifikasi masalah yang dipandu atau diarahkan lebih banyak oleh guru sehingga kegiatan projek mulai berorientasi pada pemahaman tentang konsep dan/atau penyelesaian masalah (problem solving) sesuai tema | Menerapkan projek penguatan profil
pelajar Pancasila dengan jumlah sesuai dengan yang dianjurkan Kemendikbudristek. Projek diawali dengan identifikasi masalah yang difasilitasi oleh guru sehingga kegiatan projek mulai berorientasi pada pemahaman tentang konsep dan/atau penyelesaian masalah (problem solving) sesuai tema | Menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan jumlah sesuai dengan yang dianjurkan Kemendikbudristek. Projek diawali dengan identifikasi masalah yang lebih banyak dilakukan berdasarkan inisiatif siswa dan difasilitasi guru dan/ atau mitra komunitas yang terlibat sebagai fasilitator atau narasumber sehingga kegiatan projek berorientasi pada pemahaman tentang konsep dan/atau penyelesaian masalah (problem solving) sesuai tema |
7 | Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik | Guru menggunakan metode pengajaran yang bervariasi namun masih didominasi oleh peran seperti instruktur yang mengarahkan kegiatan peserta didik sepanjang proses pembelajaran | Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik, serta metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran | Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik, serta
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Peran sebagai fasilitator lebih dominan, ditunjukkan dengan dengan memberikan lebih banyak kesempatan untuk siswa belajar mandiri, bertanggung jawab atas proses belajar mereka | Guru membedakan metode pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan, capaian/performa, dan minat siswa. Guru lebih terampil berperan sebagai fasilitator dengan memberikan lebih banyak kesempatan untuk peserta didik belajar mandiri dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka |
8 | Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran | Guru melakukan asesmen pada awal pembelajaran namun tidak digunakan untuk merancang pembelajaran ataupun untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih. Guru mulai melakukan asesmen beberapa kali (tidak hanya saat mendekati masa pelaporan/rapor) namun asesmen dilakukan hanya untuk memberikan nilai kepada siswa dan belum digunakan untuk merancang pembelajaran Guru hanya menggunakan asesmen yang disediakan dalam buku teks dan/atau modul ajar | Guru melakukan asesmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih. Ketika merancang asesmen, guru mulai memperhatikan kesesuaian antara asesmen dengan tujuan pembelajaran. | Guru melakukan asesmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran berikutnya yang sesuai dengan capaian mayoritas peserta didik di kelasnya (belum merupakan rencana pembelajaran terdiferensiasi. Guru melakukan asesmen untuk mendapatkan umpan balik tentang kebutuhan belajar peserta didik dan menentukan tindak lanjutnya | Guru melakukan asesmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian peserta didik (teaching at the right level). Guru mampu melakukan penyesuaian pembelajaran sepanjang proses pembelajaran agar semua peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Satuan pendidikan mengembangkan kebijakan yang mendorong guru untuk menggunakan hasil asesmen dalam merancang kurikulum dan pembelajaran. |
9 | Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik (pendidikan dasar dan menengah) | Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, guru mengajar seluruh siswa di kelasnya sesuai dengan fase Capaian Pembelajaran mayoritas siswa di kelasnya. | Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, guru mengajar seluruh siswa di kelasnya sesuai dengan fase capaian belajar mayoritas siswa di kelasnya dan dengan memberikan perhatian khusus terhadap sebagian siswa yang membutuhkan perlakuan (materi dan/atau metode belajar) yang berbeda. | Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi menjadi dua kelompok menurut capaian belajar mereka. Dengan demikian, setiap siswa dapat belajar sesuai dengan capaian belajarnya. Sekolah menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk siswa yang belum siap untuk belajar sesuai dengan kelasnya. | Berdasarkan asesmen formatif di awal pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi menjadi dua kelompok menurut capaian belajar mereka. Dengan demikian, setiap siswa dapat belajar sesuai dengan capaian belajarnya. Sekolah menyelenggarakan berbagai program seperti pelajaran tambahan untuk siswa yang belum siap untuk belajar sesuai dengan kelasnya dan untuk siswa yang membutuhkan pengayaan atau tantangan lebih. |
10 | Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran | Guru belum berkolaborasi untuk keperluan pembelajaran intrakurikuler, namun sudah berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila. | Guru berkolaborasi dalam proses perencanaan pembelajaran di awal atau akhir semester, misalnya diskusi tentang kemajuan belajar peserta didik di akhir semester, berbagi praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar, dsb., dan berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila. | Guru berkolaborasi dalam perencanaan pembelajaran di awal semester (perencanaan) dan dalam proses pembelajaran sepanjang semester, misalnya melalui diskusi tentang kemajuan belajar peserta didik, berbagi praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar, dsb., dan berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila serta terlibat dalam evaluasi kurikulum di satuan pendidikan. | Guru berkolaborasi untuk perencanaan pembelajaran di awal semester dan dalam proses pembelajaran sepanjang semester, misalnya melalui diskusi tentang kemajuan belajar peserta didik, berbagi praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar, dsb., untuk keperluan projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan terlibat dalam pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan. Satuan pendidikan memiliki kebijakan dan mekanisme yang mendorong kolaborasi guru untuk kegiatan belajar intrakurikuler dan juga projek, misalnya melalui observasi kelas, kegiatan refleksi pembelajaran, kegiatan berbagi praktik baik, dsb. |
11 | Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dalam pembelajaran | Guru melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orangtua/wali pada saat penerimaan rapor dan saat peserta didik mengalami masalah belajar Komunikasi cenderung satu arah, dari pihak satuan pendidikan/ guru kepada orang tua/wali, misalnya guru memberikan saran kepada orangtua/wali tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendukung proses belajar peserta didik | Guru berkoordinasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orangtua/wali pada saat penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar. Komunikasi cenderung satu arah, dari pihak satuan pendidikan/ guru kepada orang tua/wali, misalnya guru memberikan saran kepada orangtua/wali tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendukung proses belajar peserta didik | Guru berkoordinasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orangtua/wali pada saat penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar. Komunikasi cenderung dialog dua arah, di mana pihak satuan pendidikan/guru dan orang tua/ wali, mencari ide dan kesepakatan tentang apa yang sebaiknya dilakukan bersama untuk mendukung proses belajar peserta didik | Guru berkoordinasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik
kepada orangtua/wali pada saat penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar. Komunikasi cenderung dialog dua arah, di mana pihak satuan pendidikan/guru dan orang tua/ wali, mencari ide dan kesepakatan tentang apa yang sebaiknya dilakukan bersama untuk mendukung proses belajar peserta didik Guru berkomunikasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orangtua/wali pada saat penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar Ada saluran komunikasi yang berkala untuk orang tua memberikan umpan balik terhadap kurikulum dan pembelajaran. Orang tua berkesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran, misalnya menjadi narasumber dalam intrakurikuler dan/atau dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila Komunikasi melibatkan tiga pihak, yaitu guru-siswa-orang tua untuk mendiskusikan tahapan belajar dan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mendukung proses belajar siswa |
12 | Kolaborasi dengan masyarakat/komunitas/ industri | Satuan pendidikan sudah merancang pelibatan masyarakat/ komunitas/industri dalam proses pembelajaran intrakurikuler maupun projek penguatan profil pelajar Pancasila, namun belum terlaksana. | Satuan pendidikan melibatkan masyarakat/ komunitas/industri untuk mendukung pembelajaran intrakurikuler atau projek penguatan profil pelajar, untuk kegiatan yang lebih panjang jangka waktunya | Satuan pendidikan melibatkan masyarakat/ komunitas/industri hanya untuk mendukung kegiatan yang tidak berkelanjutan atau kegiatan yang tidak berkaitan dengan pembelajaran intrakurikuler maupun projek penguatan profil pelajar Pancasila. | Satuan pendidikan melibatkan masyarakat/ komunitas/industri secara berkelanjutan untuk mendukung pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila Komunitas/industri yang dilibatkan lebih beragam sesuai tujuan pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila |
13 | Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum | Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran cenderung satu arah dari pimpinan satuan pendidikan, dan belum berbasis data. | Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran dilakukan sebagian guru. Refleksi dan evaluasi tersebut belum berbasis data, melainkan penilaian masing-masing guru berdasarkan pengalaman pribadi dan/atau pandangan rekan sejawat Sebagian guru menyesuaikan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi tersebut | Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran dilakukan sebagian guru. Hasil refleksi (pengalaman dan persepsi guru serta rekan sejawat) dilengkapi dengan data hasil belajar peserta didik, serta masukan orangtua/ wali. Rapor Pendidikan juga mulai digunakan data untuk refleksi dan evaluasi Sebagian guru menyesuaikan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi tersebut. | Refleksi dan evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran dilakukan mayoritas atau semua guru. Hasil refleksi (pengalaman dan persepsi guru) dilengkapi dengan data Rapor Pendidikan. Guru-guru dalam tim kecil (berdasarkan kelompok mata pelajaran dalam satu fase, guru kelas dalam satu fase, dan/ atau berbagai mata pelajaran dalam satu fase/ level) berdiskusi dan berkolaborasi untuk melakukan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi. Satuan pendidikan telah memilikit kebijakan mengenai refleksi dan evaluasi kurikulum (contohnya melalui komunitas belajar, pertemuan rutin guru, kebijakan tentang penulisan rapor dan pemberian umpan balik kepada peserta didik). |
No | Aspek | Tahap Awal | Tahap Berkembang | Tahap Siap | Tahap Mahir |
---|---|---|---|---|---|
Pendampingan Minat dan Bakat | Satuan pendidikan hanya memberikan konsultasi kepada peserta didik yang mengajukan permintaan konsultasi. | Satuan pendidikan memberikan konsultasi bagi peserta didik secara berkelompok dengan mengalokasikan waktu dan komunikasi masih satu arah/ bersumber dari guru | Satuan pendidikan memberikan kesempatan bagi peserta didik menentukan mata pelajaran pilihan melalui pendataan atau pengisian borang berdasarkan ketersediaan SDM dan sarana prasarana Ada mekanisme penggantian mapel di kelas 12 | Satuan pendidikan memberikan kesempatan bagi peserta didik menentukan mata pelajaran pilihan melalui pendataan atau pengisian borang dan mengupayakan proses konfirmasi kepada peserta didik. Ada mekanisme penggantian mapel di kelas 12 | |
Pemilihan mata pelajaran untuk Kelas XI dan XII | Satuan pendidikan memberikan kesempatan bagi peserta didik menentukan mata pelajaran pilihan melalui pendataan atau pengisian borang. Tidak ada mekanisme penggantian mapel | Satuan pendidikan memberikan kesempatan bagi peserta didik menentukan mata pelajaran pilihan melalui pendataan atau pengisian borang berdasarkan ketersediaan SDM dan sarana prasarana Ada mekanisme penggantian mapel di kelas 12 | Satuan pendidikan memberikan kesempatan bagi peserta didik menentukan mata pelajaran pilihan melalui pendataan atau pengisian borang dan mengupayakan proses konfirmasi kepada peserta didik. Ada mekanisme penggantian mapel di kelas 12 | Satuan pendidikan memberikan kesempatan bagi peserta didik menentukan mata pelajaran pilihan melalui pendataan atau pengisian borang, mengonfirmasi pilihan dan mengupayakan kolaborasi pembukaan kelas dengan satuan pendidikan lain Satuan pendidikan memberikan opsi masa percobaan selama kurang lebih 2 minggu pada awal kelas 11 atau ada mekanisme pergantian mapel pilihan di kelas 12 |
No | Aspek | Tahap Awal | Tahap Berkembang | Tahap Siap | Tahap Mahir |
---|---|---|---|---|---|
Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dengan kapabilitas manajerial berbasis industri | Kepala sekolah mulai berkomunikasi dengan dunia kerja dalam memastikan pembelajaran | Kepala sekolah mengembangkan komunikasi dua arah dan berkolaborasi dengan dunia kerja dalam pembelajaran | Kepala sekolah proaktif memimpin kolaborasi sekolah dengan dunia kerja dan memimpin Teaching Factory. SMK bersama dengan dunia kerja mengembangkan pembelajaran berbasis projek | Kepala sekolah memimpin SMK dengan Teaching Factory yang aktif memproduksi, dan menjadi pusat pembelajaran bagi SMK lain dengan program keahlian yang sama | |
Keselarasan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja | Satuan pendidikan melaksanakan studi kebutuhan dunia kerja sesuai dengan konsentrasi keahlian di SMK. Kurikulum operasional sekolah disusun oleh sekolah berdasarkan hasil studi tersebut. | Kurikulum operasional satuan pendidikan mulai disusun bersama dengan dunia kerja pada komponen-komponen tertentu,seperti pembelajaran berbasis projek, dan Praktik Kerja Lapangan | Kurikulum operasional satuan pendidikan sejak awal disusun bersama-sama dengan dunia kerja pada komponen-komponen yang lebih banyak seperti pengembangan TP, PKL, pembelajaran berbasis projek. | Kurikulum operasional satuan pendidikan disusun sepenuhnya bersama dengan dunia kerja dimulai dari pengembangan TP, alur TP, modul ajar, PKL, pembelajaran berbasis projek dan Teaching Factory. | |
Penguatan peran guru BK dalam pemilihan jurusan | Satuan pendidikan hanya memberikan konsultasi kepada peserta didik yang mengajukan permintaan konsultasi. | Satuan pendidikan memberikan konsultasi bagi peserta didik secara berkelompok dengan mengalokasikan waktu dan komunikasi masih satu arah/ bersumber dari guru | Satuan pendidikan memberikan konsultasi dan memberikan informasi tentang wawasan kebekerjaan secara individu atau berkelompok dengan mengalokasikan waktu khusus atau sesuai dengan kebutuhan peserta didik | Satuan pendidikan memberikan konsultasi dan memberikan informasi tentang wawasan kebekerjaan secara individu atau sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan mengalokasikan waktu khusus dan mengadakan berbagai kegiatan untuk membuka wawasan tentang dunia kerja | |
Penguatan wawasan vokasional | Metode pembelajaran wawasan vokasional mulai diajarkan secara inquiry learning (student-centered). | Selain inquiry learning, metode pembelajaran wawasan vokasional juga dilakukan dengan kunjungan ke industri | Metode pembelajaran wawasan vokasional dilakukan dengan mempraktikkan penggunaan seluruh peralatan di laboratorium, bengkel, studio, dan lahan praktik yang relevan dengan program keahlian | Metode pembelajaran wawasan vokasional dilakukan dengan mengerjakan langsung projek riil baik melalui Teaching Factory atau di industri langsung |
No | Aspek | Tahap Awal | Tahap Berkembang | Tahap Siap | Tahap Mahir |
---|---|---|---|---|---|
14 | Penilaian dalam pembelajaran | Meningkatkan pemahaman guru akan penggunanaan assmen formatif dan sumatif | Menggunakan asesmen yang bervariasi dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta kompetensi esensial yang beragam dan karakteristik peserta didik yang beragam | Mengintegrasikan ketiga jenis asesmen yang ada sehingga sekolah mengembangkan kebijakan yang mendorong guru untuk merencanakan asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran | Merancang asesmen di saat merancang pembelajaran Menguatkan kemampuan guru dalam pemanfaatan hasil asesmen untuk mendukung desain kurikulum yang dapat mengakomodasi kebutuhan semua peserta didik |
15 | Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dan masyarakat/industri | Orang tua/keluarga dan/atau masyarakat terlibat dalam proses pembelajaran. Orang tua mendapatkan informasi seputar kurikulum dan pembelajaran di awal dan akhir semester. Guru membuka komunikasi dua arah dengan orang tua untuk mendiskusikan perkembangan belajar anak. Guru sudah merancang pelibatan masyarakat/ komunitas/industri dalam proses pembelajaran peserta didik, namun belum terlaksana | Orang tua mendapatkan informasi kurikulum dan pembelajaran di awal dan akhir semester termasuk projek di semester tersebut Guru melibatkan sekurang-kurangnya 1 komunitas/industri sekitar dalam proses pembelajaran peserta didik | Informasi yang diberikan kepada orang tua lebih mendetail dan orang tua berkesempatan untuk memberikan umpan balik kepada guru tentang kurikulum dan pembelajaran Guru membuka komunikasi dua arah dengan orang tua untuk mendiskusikan perkembangan belajar anak. Sekurang-kurangnya 2 kali dalam satu semester diadakan pertemuan guru-orang tua untuk berdiskusi dua arah. Guru melibatkan 2 atau lebih masyarakat/komunitas/ industri dengan jangkauan yang lebih luas dalam beberapa kegiatan pembelajaran peserta didik, sesuai dengan konteks dan kebutuhan pembelajaran | Sebagaimana siswa, orang tua juga diminta untuk memberikan umpan balik terhadap kurikulum dan pembelajaran. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang dengan melibatkan orang tua dan masyarakat Komunikasi dua arah antara guru-orangtua dan juga saluran komunikasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk meningkatkan pembelajaran setiap siswa di sekolah. Guru secara berkala melibatkan masyarakat/komunitas/industri sesuai dengan konteks dan kebutuhan proses pembelajaran peserta didik, serta menghasilkan karya yang dapat dipamerkan kepada orang tua/warga sekolah lainnya |
Tahapan ini dapat digunakan oleh guru, satuan pendidikan, pemerintah, mitra pembangunan, serta organisasi atau lembaga yang berperan dalam mendukung implementasi kurikulum lainnya. Namun, pelaksanaannya tetap berpegang pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang berlandaskan pada filosofi Merdeka Belajar dan mengarah pada penguatan kompetensi dan karakter yang telah ditetapkan.